Pengusaha Keripik Pisang yang Sukses dengan Modal Kecil
Hari ini, kemasankertas.com bakalan menghadirkan artikel spesial, yaitu tentang pengusaha keripik pisang yang sukses dengan modal kecil. Bahkan, ada yang memulai usaha karena himpitan ekonomi loh. Sehingga, buat kalian yang pengen maju dan menjadi pengusaha, coba deh contoh atau ikuti jejak pengusaha keripik pisang berikut ini:
- Zainal Efendi (Owner Rambak Pisang Bang Zay)
Dibalik kesuksesan Zainal Efendi, ada kisah panjang yang harus dilalui dan diperjuangkan. Bermula dari terkena PHK pada tahun 2014 dan himpitan ekonomi, Bang Zay meghidupi keluarganya dari bekerja apa saja. Bahkan, istrinya Masithah memilih untuk bekerja di Hongkong menjadi TKW. Setelah kepergian istrinya ke Hongkong, ia mulai mencoba membuat produk olahan ikan lele berupa abon usai mengikuti Pelatihan dari Dinas Pertanian Kota Malang.
Olahan nya tersebut disambut baik oleh orang sekitar dan banyak digandrungi. Setelah mulai merangkak naik produk tersebut, dia mencoba membuat produk lain, berupa keripik pisang dari pisang biji atau dalam bahasa jawa, jambu kluthuk. Bang Zay memperkenalkan kripik pisang tersebut dalam berbagai pameran produk UMKM. Pada salah satu pameran, ia bertemu dengan pendiri Jawa Pos Grup, bernama Dahlan Iskan dan menyarankan agar diberi nama “Bang Zay”. Nah, itulah asal usul nama dari keripiknya. Bahkan, olahan pisang klutuk tersebut tersedia di Indomaret hingga menembus pasar internasional.
- Muhammad Farid
Siapa nih yang mau mengikuti jejak Muhammad Farid?? Dia berani resign dari tempat ia bekerja dan memilih membangun usaha keripik pisang dengan modal Rp 200.000 pada tahun 2020. Bermodalkan nekat, ia kini meraup omzet hingga Rp 1,5 juta dalam seminggu. Lika liku bisnis pemula ia lalui, bahkan ia jiga bergabung dengan komunitas UMKM di daerahnya, Sahabat Dagang Milenial (SDM). Strategi pemasaran yang ia lakukan pun sangat beragam, mulai dari online maupun offline.
- Sutono
Awalnya ia adalah seorang mandor bangunan, kemudian suatu hari ia iseng membuat keripik pisang dan menjualnya dengan kemasan mungil yang dijual dengan cara dititip-titipkan warung sekitar. Pertama, ia jual dengan harga Rp 500/plastik. Berkat keuletannya, penjualannya mulai meningkat pesat dan perputarannya pun cepat. Dari situlah, produksi keripik pisang Pak Sutono ditingkatkan. Namun, usaha ini juga sempat down akibat pandemi yang berlangsung pada 2019 hingga sekarang ini.
Okay, itulah tiga sosok pengusaha keripik pisang yang bisa mimin uraikan kali ini. Setelah baca kisah-kisah diatas, pasti ada gambaran dong ya, bahwa menjadi seorang pebisnis harus tekun, terus berinovasi hingga tak boleh pantang menyerah. Selain itu, perlu berinovasi, salah satunya dengan kemasan. Kenapa?? Karena kemasan adalah salah satu daya tarik yang paling melekat pada produk dan tak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, buat bisnis UMKM yang pengen bersaing di pasar lokal hingga internasional, jangan lupa upgrade kemasan. Kamu bisa nih konsultasi atau order di kemasankertas.com melalui nomor: 081-6677-618